Pages

Friday, March 6, 2015

ANALISA KERUSAKAN BEARING PADA TRANSMISI MANUAL

0 comments
1.1    Kerusakan
Pada suatu peralatan/mesin dapat dipastikan bahwa terdapat banyak komponen yang bergerak baik dalam bentuk gerakan angular maupun gerakan linear. Gerakan relatif antar komponen mesin akan menimbulkan gesekan, dimana gesekan ini dapat menurunkan efisiensi mesin, meningkatnya temperatur, keausan, dan berbagai efek negatif lainya. Gesekan antara komponen mesin tersebut dapat diminimalkan dengan menggunakan bantalan atau bearing.
            Bearing/bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang sangat penting peranannya. Fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Gesekan akan membuat sebuah komponen pada mesin menjadi lecet ataupun rusak, oleh sebab itu dibutuhkan sebuah bantalan yang berfungsi untuk menumpu sebuah poros,tujuannya yaitu untuk menghilangkan gesekan tersebut.
            Bearing/bantalan pada transmisi manual yang digunakan adalah bearing gelinding. Diantara kedua permukaan terdapat pelumas sebagai agen utama untuk mengurangi gesekan antara kedua permukaan. Pada transmisi mobil suzuki carry 1.5 terdpat empat buah bearing gelinding,seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

                              Gambar 5.21. Bearing pada counter gear mobil suzuki carry 1.5                
             
Gambar 5.22. Bearing pada counter gear dan output saft mobil suzuki carry 1.5
Gambar 5.23. Bearing pada inputsaft mobil suzuki carry 1.5
            Ada beberapa faktor penyebab kerusakan bearing pada sebuah transmisi manual, beberapa faktor tersebut yaitu keausan, masuknya pengotor kedalam transmisi, beban berlebih dan kurangnya oli pelumas pada transmisi serta umur pakai bearing tersebut.
1.2    Keausan
Bearing digunakan  untuk menahan / menyangga komponen-komponen yang bergerak. Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan menimbulkan panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terus menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan menyebabkan keausan pada komponen tersebut.
Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu hasil pergerakan relatif antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya. Keausan pada material berhubungan erat dengan gesekan (friction) dan pelumasan (lubrication).
      Keausan pada bearing adalah hilangnya sebagian material dari bearing tersebut disebabkan oleh gesekan(friction). Keausan pada bearing tersebut bukanlah sifat dari material, melainkan respons material terhadap sistem luar atau dengan kata lain terjadi kontak antar permukaan pada bearing.
      Keausan pada bearing terjadi karena putaran yang ditimbulkan oleh gear secara terus menerus sehingga bearing akan mengalami gesekan dan menyebabkan hilangnya sebagian material pada bearing tersebut. Ada beberapa macam jenis keausan yaitu
1.      Keausan adhesive: terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan/pengoyakan salah satu material.
2.      Keausan abrasif: terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak.
3.      Keausan lelah: merupakan mekanisme yang relatif berbeda dibandingkan dua mekanisme sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasif melibatkan hanya satu interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi multi. Permukaan yang mengalami beban berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan.
4.      Keausan Oksidasi ( keausan korosif) : Pada prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai konsekuensinya, material pada lapisan permukaan akan mengalami keausan yang berbeda Hal ini selanjutnya mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut.
Gambar 5.24. Kerusakan pada bearing
adapun penyebab keausan pada bearing disebabkan oleh :
1.    Pemakaian bearing melewati batas umur pakai bearing : Biasa ini terjadi karena banyaknya konsumen yang tidak memperhatikan/tidak peduli buku petunjuk kendaraan yang telah diberikan, akibatnya bearing akan mengalami kelelahan. Kelelahan pada bearing akan membuat kekuatan dari material bearing tersebut bekurang, akibatnya akan terjadi keausan pada bearing tersebut.
2.    Tingginya temperatur pada transmisi : Ini terjadi karena penggunaan kendaraan yang terlalu lama/terjadi kesalahan pemasangan pada transmsi yang disebabkan kelalaian mekanik, sehingga akan menyebabkan keausan pada bearing.
1.3    Masuknya Kotoran Kedalam Transmisi
kotoran pada transmisi adalah benda-benda yang masuk kedalam transmisi yang bisa menyebabkan komponen-komponen pada transmisi mengalami kerusakan. Kotoran-kotoran yang ada dalam transmisi biasanya berupa pasir dan air.
1.      Kotoran pasir : Masuknya kotoran pasir pada transmisi akan berakibat vatal pada bearing yang ada pada transmisi tersebut, biasanya kerusakan yang ditimbulkan oleh pasir tersebut adalah adanya goresan-goresan pada permukaan bearing atau bola bearing.
2.      Kotoran air : Masuknya kotoran air pada transmisi juga akan berakibat vatal pada komponen yang ada didalam transmisi tersebut. Akibat yang ditimbulkan pengotor air pada bearing biasanya akan terjadi pengkaratan pada bearing tersebut.
1.4    Kurangnya Pelumas Pada Transmisi
Sistem pelumasan antara dua permukaan yang bergerak relatif melibatkan behavior partikel pelumas antara kedua permukaan, tipe pelumas, jenis pelumasan, dan metoda aplikasi pelumas. Pelumas memiliki beberapa fungsi utama yaitu :
1.      Pelumas (Lubricant)
Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan. Minyak pelumas membentuk Oil film di dalam dua benda yang bergerak sehingga dapat mencegah gesekan/kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan tersebut.
2.      Pendingin(Cooling)
Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga panas yang timbul dari gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga minyak pelumas pada kondisi seperti ini berfungsi sebagai pendingin mesin.
3.      Pembersih (Cleaning)
Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan terbawa oleh minyak pelumas menuju karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap oleh magnet pada dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.
     Jika pelumas pada transmisi kurang, maka akan besar sekali dampak yang ditimbulkannya terutama pada bearing sebuah transmisi, dampak tersebut adalah :
1.           Kurangnya pelumas pada transmisi akan menyebabkan komponen pada transmisi tidak terlumasi secara sempurna, akibatnya gesekan akan terjadi sehingga akibat yang ditimbulkan adalah bearing bisa menjadi rusak.
2.           Sebagaimana diketahui salah satu fungsi pelumas adalah untuk mendinginkan, apabila pelumas pada transmisi berkurang maka fungsi pendingin pada pelumaspun tidak akan sempurna akibat yang ditimbulkan adalah bearing pada transmisi akan cepat panas, panas yang terjadi pada bearing akan menyebabkan kekuatan ataupun keuletan pada bearing berkurang, kalau hal ini terus berlanjut secara berkelamaan maka bearing tersebut akan rusak.
3.           Apabiala transmisi kekurangan pelumas, maka fungsi pelumas sebagai pembersih tidak akan efisien ini disebabkan karna pelumas tidak mampu membersihkan komponen pada transmisi secara menyeluruh, akibatnya kotoran-kotoran pada transmisi akan menempel pada komponen yang ada didalam transmisi, dan apabila ini dibiarkan maka bearing pada transmisi akan rusak. Kerusakan yang terjadi pada bearing biasanya goresan-goresan pada permukaan bearing atau juga pada bola-bola bearing.
1.5    Beban Berlebih
Beban berlebih adalah beban yang diberikan melebihi beban maksimal pada kendaraan. Pada mobil suzuki carry 1.5 beban maksimal yang dibolehkan adalah 1195 kg atau sekitar 1,2 ton, dan apabila beban yang diberikan kepada mobil suzuki carry 1.5 melebihi 1,2 ton maka bearing pada transmisi akan mengalami kerusakan. Banyak sekali konsumen yang melalaikan hal tersebut akibatnya bearing pada transmisi akan mengalami kerusakan. Ada dua faktor utama yang menyebabkan kerusakan bearing akibat beban berlebih, faktor tersebut adalah :
1.      Getaran yang tinggi akibat dari beban yang diberikan : Ini terjadi karena gear pada transmisi bekerja keras untuk memutar poros, ini terjadi karna beban yang diberikan terlalu besar sehingga poros akan mengalami getaran yang tinggi. Getaran tersebut akan mengakibatkan kerusakan bearing, kerusakan bearing yang terjadi seperti bearing patah atau retak.
2.      Panas yang tinggi pada transmisi : Panas yang tinggi ini terjadi karna beban yang ada pada mobil suzuki carry terlalu besar akibatnya mesin akan bekerja keras untuk memutar gear pada transmisi, sehingga akan menimbulkan panas yang tinggi pada transmisi, panas yang tinggi tersebut akan membuat bearing pada transmisi rusak ini disebabkan bearing pada transmisi mengalami pemuaian sehingga kekuatan dari bearing tersebut akan berkurang akibatnya bearing akan menjadi rusak.

1.6    Umur Pakai
Jika suatu material diberikan beban atau gesekan secara terus menerus, maka dalam kurun waktu yang lama material tersebut akan rusak. Sama halnya bearing, kerusakan bearing pada transmisi terjadi karena putaran gear dan poros pada sebuah transmisi, yang menyebabakan bearing tersebut bergesekan. Gesekan yang terjadi secara terus menerus dan dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan bearing tersebut rusak.
     Umur pakai bearing adalah batas pakai bearing yang telah dibuat oleh pabrik yang apabila digunakan atau dipakai dalam waktu tertentu bearing tersebut akan rusak. Adapun faktor-faktor penyebab kerusakan bearing sebelum umur pakainya adalah :
1.    Kelalaian konsumen dalam merawat transmisi, sehingga bearing akan rusak sebelum waktu pakainya.
2.    Masuknya kotoran pada transmisi : Biasanya terjadi karna kelalaian mekanik tidak membersihkan baut penutup oli dan juga tidak membersihkan transmisi pada saat penggantian oli pelumas akibatnya bearing akan mengalami kerusakan sebelum umur pakainya.
3.    Beban berlebih : Beban berlebih ini akan membuat getaran dan panas yang tinggi pada transmisi. Panas dan getaran tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada bearing sebelum umur pakai bearing habis.