2. Proses pengerasan permukaan (surface hardening)
Induction Hardening
Berbeda dengan tiga proses sebelumnya
pengerasan induksi tidak mengalami perubahan komposisi kimia di permukaannya,
zona yang dikeraskan permukaannya dipanaskan hingga temperatur austenisasi lalu
didinginkan dengan cepat sehingga membentuk struktur martensit. Baja yang
dikeraskan harus mempunyai sifat mampukeras (hardenability) yang baik seperti baja dengan kandungan karbon
sekitar 0,3 sampai 0,6 %.
Pemanasan pada proses pengerasan
induksi diperoleh dari arus bolak-balik berfrekuensi tinggi berasal dari
konverter oscilator yang selanjutnya didinginkan dengan cepat (seperti terlihat
pada gambar 9.1). Arus bolak-balik dengan frekuensi tinggi (10.000 sampai
50.000 Hz) ini mengakibatkan timbulnya arus Eddy dalam lapisan permukaan logam yang
kemudian berubah menjadi panas. Sedangkan kedalaman pemanasan tergantung
kepada daya dan frekuensi arus listrik.
Baja
karbon sedang dan baja paduan berbentuk komponen seperti piston rod, pump shaft, cams, dan spur gears dapat dikeraskan
dengan metoda ini dengan keuntungan
prosesnya otomatis melalui setting waktu frekuensi dengan waktu
pemanasan lebih cepat, dapat dilakukan pengerasan setempat dengan peningkatan
kekuatan fatik dan sedikit deformasi. Tetapi proses ini membutuhkan biaya yang
mahal untuk mesin dan biaya pemeliharaan, dengan keterbatasan kuantitas
komponen sedikit, bentuk benda dan jenis baja yang dikeraskan terbatas.
Flame Hardening
Proses flame hardening sama dengan pengerasan induksi, tetapi sumber
panasnya berasal dari nyala api (torch)
pembakaran Oxy-Asetilen, propane oksigen atau gas alam seperti terlihat pada
gambar 9.2.
Kesulitan pengerasan nyala api adalah
pada kontrol nyala yang dapat memungkinkan terjadinya overheating dan oksidasi benda kerja. Proses ini biasanya digunakan untuk meningkatkan
kekerasan permukaan komponen mesin perkakas seperti roda gigi, crankshaft, dan pons. Pada proses ini hal-hal yang harus diperhatikan
adalah :
1.
Zona yang dipanaskan harus bersih dan bebas dari kerak.
2.
Keseimbangan campuran gas oksigen dengan asetilen untuk
mendapatkan nyala netral dan stabil.
3.
Laju atau kecepatan pemanasan diusahakan tetap atau
stabil
4.
Sebaiknya dilanjutkan dengan proses temper, untuk
mengurangi kegetasan.
Gambar 9.2: Proses Pengerasan Nyala Api
0 comments:
Post a Comment