BAB 2 PROSES PENGECORAN
Bertitik tolak pada cara kerja
proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Proses penuangan dan
2.
Proses pencetakan.
Proses penuangan adalah proses
pembuatan benda kerja dari logam tanpa adanya penekanan sewaktu logam cair
mengisi cetakan. Cetakan biasanya dibuat dari pasir, plaster keramik atau bahan
tahan api lainnya.
Proses pencetakan adalah proses
pembuatan benda kerja dari logam cair disertai dengan tekanan sewaktu
logam cair tersebut mengisi rongga cetak. Pada proses ini, cetakan biasanya
dibuat dari logam.
Dengan memperhatikan kondisi
diatas, secara umum proses pengecoran dapat dibagi menjadi :
- Pengecoran dengan cetakan pasir (Sand Casting)
- Pengecoran dengan cetakan permanen (Permanent Mold Casting)
- Pengecoran sentrifugal (Centrifugal Casting)
- Pengecoran cetak-tekan (Die Casting)
- Pengecoran dengan cetakan plaster (Plaster Mold Casting)
- Pengecoran dengan pola hilang (Investment Casting)
- Lain-lain proses pengecoran yang tidak termasuk diatas.
- Setiap jenis pengecoran yang tersebut diatas akan menghasilkan produk dengan sifat-sifat yang berbeda, baik kwalitas, kwantitas, ukuran (volume dan bentuk) dan lain sebagainya. Dalam segi perencanaan, pemilihan serta penentuan proses pengecoran harus pula dipertimbangkan adanya faktor ekonomis dan praktis.
2.1. PROSES PENGECORAN DENGAN
CETAKAN PASIR.
Proses pengecoran dengan cetakan
pasir merupakan proses yang tertua dalam proses pembuatan benda dari bahan
logam. Menurut perkiraan proses pengecoran ini sudah dilakukan orang antara
tahun 4000 sebelum Masehi.
Proses ini memberikan
fleksibilitas dan kemampuan/keandalan yang tinggi, oleh karenanya proses
pengecoran merupakan proses dasar yang penting dalam pembuatan komponen mesin -
mesin atau barang-barang teknologi lainnya.
Proses pengecoran yang
menggunakan pasir sebagai bahan cetakan ini tidak lain adalah menuangkan logam
cair kedalam rongga cetak seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 6. Penampang sebuah cetakan yang sedang dituang.
Secara skematis dapat diuraikan aliran proses pengecoran
sebagai berikut :
Gambar 7. Skematis aliran proses pengecoran.
Gambar 7a. Proses pembuatan coran besi cor secara umum
Material yang biasa dibuat dengan
cara ini adalah besi tuang (seperti besi tuang kelabu, besi tuang putih, besi
tuangnodular dan besi tuang malleable), besi tuang campuran, aluminium
campuran, brass, bronze dan lain-lain.
Keuntungan yang didapat dari
proses ini adalah :
- Dapat dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,8 Kg - hingga 300 Ton.
- Dapat dibuat dalam berbagai variasi bentuk.
- Dapat dilakukan secara otomatis.
Kerugiannya adalah :
- Diperlukan toleransi ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cara pengecoran lain.
- Dapat mempercepat keausan pahat potong bila dilakukan proses pemesinan, karena kulit produk yang dihasilkan mungkin mengandung pasir.
- Adanya ongkos tambahan untuk pembuatan pola dan inti.
2.1.1. Pembuatan cetakan.
Ada dua macam cara pembuatan
cetakan pasir, yaitu pembuatan cetakan dengan tangan dan pembuatan cetakan
dengan mesin.
2.1.1.1. Pembuatan cetakan
dengan tangan
Proses pembuatan cetakan dengan
tangan ditunjukkan pada gb. 8, sedangkan bentuk dari rangka cetak pada gb. 9
dan gb. 10.
Urutan langkah pembuatan cetakan
atas (kup, cope) dan cetakan bawah (drag) adalah sbb.:
1. Pembuatan cetakan bawah
(drag) :
- Dasar cetakan dibuat dari
kayu, harus rata/datar.
- Pola dan rangka cetak untuk drag diletakkan diatas
papan kayu. Rangkacetak harus besar, sehingga tebal pasir cetak mencapai 30-50
mm. Pola yang dimaksud disini adalah
setengah pola.
- Drag diisi pasir penuh (yang sudah diayak), kemudian
dipadatkan dengan baik (tidak boleh terlalu padat/gembur, karena coran bisa
cacat).
- Drag
dibalik, permukaan cetakan ditaburi pasir kering dan halus.
Gambar 8. Proses pembuatan cetakan dengan tangan dan peralatan
yang digunakan
Gambar 9. Rangka cetak yang lazim digunakan
Gambar 10. Rangka cetak yang dapat dibuka.
2. Pembuatan cetakan bagian
atas “cope”
- Drag yang sudah dibalik, di atasnya
dipasang setengah pola untuk kup.
- Pemasangan sistem saluran masuk (gating system),
terdiri dari cawan tuang, saluran turun, saluran masuk, yang dibuat terpisah
dari pola.
- Pengerjaan
selanjutnya sama dengan pengerjaan drag.
3. Perbaikan cetakan
- Pengambilan sistem saluran masuk pada kup,
kemudian kup dan drag dipisahkan.
- Pengambilan pola pada masing-masing cetakan,
kemudian permukaan bekas pola pada rongga cetak diperbaiki dan dihaluskan agar
ukuran benda cor sesuai dengan bentuk pola.
4. Pemasangan kembali kup dan
drag
Sebelum cetakan ditangkupkan,
inti dipasang terlebih dahulu pada rongga cetak apabila diperlukan. Dengan
demikian setelah di tangkupkan, cetakan siap untuk digunakan.
Cetakan yang langsung dapat
dipakai seperti diatas disebut cetakan basah (green sand mold), sedangkan yang
disebut cetakan kering (dry sand mold) perlu
pemanasan sekitar 100 - 325 °C.
Cetakan kombinasi (skin dried mold) hanya perlu pengeringan rongga cetak
sampai kedalaman 10 - 15 mm saja.
Proses pembuatan cetakan yang
dilakukan di pabrik – pabrik perngecoran dapat dikelompokkan sbb.:
1.Bench molding, proses pembuatan
cetakan yang dilakukan diatas meja dan digunakan
untuk benda cor yang kecil
2.Floor moldine, dilakukan di
lantai untuk benda cor berukuran sedang atau besar.
3. Machine molding, dilakukan dengan bantuan mesin, untuk benda
cor ukuran kecil dengan ketelitian tinggi.
4. Pit nolding, membuat
cetakan dengan menggali tanah (sebagai drag) untuk benda cor ukuran sangat
besar.
Sekian dulu dari saya….semoga bermanfaat….thanks….
4 comments:
keren tulisannya izin share ya...
Mampir juga ya ke andesteknik.com
Tulisan yang keren, sangat bermanfaat...
salam dari kami andesteknik.com
good
terimakasih pak semoga kita bisa bekerja sama dengan perusahaan saya yang bergerak dalam bidang produksi kerajinan stainless
Post a Comment