foto cowok ganteng
Saturday, February 14, 2015
Thursday, January 15, 2015
PENYEBAB KERUSAKAN BEARING PADA TRANSMISI
4.1 Keausan
Bearing
digunakan untuk menahan / menyangga komponen-komponen yang bergerak. Bila
gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan menimbulkan panas.
Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terus
menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan
menyebabkan keausan pada komponen tersebut.
Keausan
umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau
pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu hasil
pergerakan relatif antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya.Keausan pada
material berhubungan erat dengan gesekan (friction) dan pelumasan (lubrication).
Keausan pada bearing adalah hilangnya
sebagian material dari bearing tersebut disebabkan oleh gesekan(friction).Keausan pada bearing tersebut
bukanlah sifat dari material,melainkan respons material terhadap sistem luar
atau dengan kata lain terjadi kontak antar permukaan pada bearing.
Keausan pada bearing terjadi karena
putaran yang ditimbulkan oleh gear secara terus menerus sehingga bearing akan
mengalami gesekan dan menyebabkan hilangnya sebagian material pada bearing
tersebut.Ada beberapa macam jenis keausan yaitu
1.
Keausan adhesive: terjadi bila kontak permukaan dari dua
material atau lebih mengakibatkan
adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan/pengoyakan salah satu material.
2.
Keausan abrasif: terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang
lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak.
3.
Keausan lelah: merupakan mekanisme yang relatif berbeda
dibandingkan dua mekanisme
sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasif melibatkan hanya satu
interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi multi. Permukaan yang mengalami
beban berulang akan mengarah pada pembentukan
retak-retak mikro. Retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat
keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan.
4.
Keausan Oksidasi ( keausan korosif) : Pada
prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor
lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan pembentukan lapisan pada
permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai konsekuensinya,
material pada lapisan permukaan akan mengalami keausan yang berbeda Hal ini selanjutnya mengarah
kepada perpatahan interface
antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut.
4.2 Kurangnya Pelumas Pada Transmisi
Sistem pelumasan antara dua permukaan yang bergerak
relatif melibatkan behavior partikel pelumas antara kedua permukaan,
tipe pelumas, jenis pelumasan, dan metoda aplikasi pelumas. Pelumas memiliki
beberapa fungsi utama yaitu :
1.
Pelumas
(Lubricant)
Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin
yang bergerak
untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan.Minyak pelumas membentuk
Oil film di dalam dua benda yang bergerak sehingga dapat mencegah gesekan/kontak langsung diantara dua benda
yang bergesekan tersebut.
|
Minyak Pelumas sebagai Pelumas
|
|
2.
Pendingin(Cooling)
Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga
panas yang timbul dari
gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga minyak pelumas pada kondisi seperti
ini berfungsi sebagai pendingin mesin.
|
Minyak Pelumas sebagai Pendingin
|
3.
Pembersih
(Cleaning)
Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan
terbawa oleh minyak pelumas menuju
karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap
oleh magnet pada
dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi
kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan
kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.
|
Minyak Pelumas sebagai Pembersih
|
4.
Perapat
(Sealing)
Minyak pelumas yang terbentuk di bagian-bagian yang presisi dari mesin
kendaraan berfungsi
sebagai perapat, yaitu mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) misal
antara piston dan dinding silinder.
|
Minyak Pelumas sebagai Perapat
|
Saturday, December 20, 2014
STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON
Struktur mikro baja
carbon
Proses laku-panas adalah kombinasi dari
operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan
terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk
memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari
beberapa tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu
diikuti dengan penahanan selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan
dengan kecepatan tertentu.
Keterangan
gambar :
} Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa pada
proses pendinginan perubahan – perubahan pada struktur
kristal dan struktur mikro sangat bergantung pada komposisi kimia.
} Pada kandungan karbon mencapai 6.67% terbentuk struktur mikro
dinamakan Sementit Fe3C (dapat dilihat pada garis vertical paling
kanan).
} Sifat – sifat cementitte: sangat keras dan sangat getas
} Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang
sangat rendah, pada suhu kamar terbentuk struktur mikro ferit.
} Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang
terbentuk adalah Perlit, kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik
Eutectoid.
} Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik
eutectoid, struktur mikro yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan
perlit.
} Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai dengan
6.67%, struktur mikro yang terbentuk adalah campuran antara perlit dan
sementit.
} Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon
rendah, akan terbentuk struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur mikro
Austenit.
} Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh
turun dengan naiknya kadar karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh menjadi
Austenit.
} Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur
kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas
kelarutan Carbon 0,008%C.
} Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas
maksimum kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur
kristalnya FCC (Face Center Cubic).
Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
} Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan
Cementid yang dibentuk pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan
Carbon 0,83%C.
Heat
Treatment dengan pendinginan
A. Heat
Treatment dengan pendinginan tak
menerus
Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang
lebih tinggi dan kemudian ditahan pada suhu yang lebih rendah selama
waktu tertentu, maka akan menghasilkan struktur mikro yang berbeda. Hal ini
dapat dilihat pada diagram:
Isothermal Tranformation Diagram
B. HEAT TREATMENT DENGAN
PENDINGINAN MENERUS
Dalam
prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja dilakukan secara
menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah.
Pengaruh
kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat
dilihat dari diagram
Subscribe to:
Posts (Atom)