Metode Penyambungan Las
Proses pengelasan merupakan ikatan metalurgi
antara bahan dasar yang dilas dengan elektroda las yang digunakan, melalui
energi panas. Energi masukan panas ini bersumber dari beberapa alternatif
diantaranya energi dari panas pembakaran gas, atau energi listrik. Panas yang
ditimbulkan dari hasil proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan
dasar dan elektroda yang di las. Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada
proses pengelasan ini mencapai 2000 sampai 3000 ΒΊC. Pada temperatur ini daerah
yang mengalami pengelasan melebur secara bersamaan menjadi suatu ikatan
metalurgi logam lasan. Menurut Duetch Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau paduan logam yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Las merupakan sambungan setempat dan untuk mendapatkan
keadaan lumer atau cair dipergunakan energi panas. Dari keterangan tersebut
mengelas adalah menyatukan dua bagian logam atau lebih dengan mengadakan ikatan
metalurgi dibawah pengaruh panas
Keuntungan
penggunaan las adalah :
a.
Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.
b.
Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih
cepat.
c.
Bahan lebih hemat.
d.
Konstruksi lebih ringan.
e.
Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis
(indah).
Dari
pengertian pengelasan secara umum diatas, maka cara pengelasan dibedakan
menjadi beberapa macam, yakni :
a.
Las Tekan
1.
Las Resistansi Listrik
2.
Las Tempa
3.
Las Tekan yang lain
b.
Las Cair
1.
Las Gas
2.
Las Cair Busur Listrik
a)
Elektrode tak terumpan (Las TIG/Wolfram)
b)
Las termit
c)
Las terak
d)
Elektrode Terumpan
Γ Las Busur
pelindung Gas (Las MIG, Las CO2)
Γ Las Busur
pelindung Fluks (elektrode terbungkus,
elektrode Inti, elektrode rendam.
elektrode Inti, elektrode rendam.
Γ Las Busur
tanpa pelindung
3.
Pematrian
a)
Patri keras
b)
Patri lunak
TERIMAKSIH TELAH BERKUNJUNG SEMOGA BERMANFAAT,,,πππ