keindahan dimulai dari hati.....bukan dari wajah....
Friday, May 22, 2015
Friday, March 6, 2015
ANALISA KERUSAKAN BEARING PADA TRANSMISI MANUAL
1.1 Kerusakan
Pada suatu peralatan/mesin dapat dipastikan bahwa
terdapat banyak komponen yang bergerak baik dalam bentuk gerakan angular maupun
gerakan linear. Gerakan relatif antar komponen mesin akan menimbulkan gesekan,
dimana gesekan ini dapat menurunkan efisiensi mesin, meningkatnya temperatur,
keausan, dan berbagai efek negatif lainya. Gesekan antara komponen mesin
tersebut dapat diminimalkan dengan menggunakan bantalan atau bearing.
Bearing/bantalan
merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang sangat penting peranannya. Fungsi
dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa
mengalami gesekan yang berlebihan. Gesekan akan membuat sebuah komponen pada
mesin menjadi lecet ataupun rusak, oleh sebab itu dibutuhkan sebuah bantalan yang
berfungsi untuk menumpu sebuah poros,tujuannya yaitu untuk menghilangkan
gesekan tersebut.
Bearing/bantalan
pada transmisi manual yang digunakan adalah bearing gelinding. Diantara kedua
permukaan terdapat pelumas sebagai agen utama untuk mengurangi gesekan antara
kedua permukaan. Pada transmisi mobil suzuki carry 1.5 terdpat empat buah
bearing gelinding,seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar
5.21. Bearing pada counter gear mobil suzuki
carry 1.5
Gambar 5.22. Bearing pada counter gear dan output saft mobil suzuki carry 1.5
Gambar 5.23. Bearing pada inputsaft mobil suzuki carry 1.5
Ada beberapa faktor penyebab kerusakan bearing pada
sebuah transmisi manual, beberapa faktor tersebut yaitu keausan, masuknya
pengotor kedalam transmisi, beban berlebih dan kurangnya oli pelumas pada
transmisi serta umur pakai bearing tersebut.
1.2 Keausan
Bearing
digunakan untuk menahan / menyangga komponen-komponen yang bergerak. Bila
gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan menimbulkan panas.
Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terus
menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan
menyebabkan keausan pada komponen tersebut.
Keausan
umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau
pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu hasil
pergerakan relatif antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya. Keausan pada material berhubungan erat
dengan gesekan (friction) dan pelumasan (lubrication).
Keausan pada bearing adalah hilangnya
sebagian material dari bearing tersebut disebabkan oleh gesekan(friction). Keausan pada bearing tersebut
bukanlah sifat dari material, melainkan respons material terhadap sistem luar
atau dengan kata lain terjadi kontak antar permukaan pada bearing.
Keausan pada bearing terjadi karena
putaran yang ditimbulkan oleh gear secara terus menerus sehingga bearing akan
mengalami gesekan dan menyebabkan hilangnya sebagian material pada bearing
tersebut. Ada beberapa macam jenis keausan yaitu
1.
Keausan adhesive: terjadi bila kontak permukaan dari dua
material atau lebih mengakibatkan
adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan/pengoyakan salah satu material.
2.
Keausan abrasif: terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang
lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak.
3.
Keausan lelah: merupakan mekanisme yang relatif berbeda
dibandingkan dua mekanisme
sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasif melibatkan hanya satu
interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi multi. Permukaan yang mengalami
beban berulang akan mengarah pada pembentukan
retak-retak mikro. Retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat
keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan.
4.
Keausan Oksidasi ( keausan korosif) : Pada
prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor
lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan pembentukan lapisan pada
permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai konsekuensinya,
material pada lapisan permukaan akan mengalami keausan yang berbeda Hal ini selanjutnya mengarah
kepada perpatahan interface
antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut.
Gambar 5.24. Kerusakan pada
bearing
adapun penyebab
keausan pada bearing disebabkan oleh :
1.
Pemakaian bearing melewati batas umur pakai bearing :
Biasa ini terjadi karena banyaknya konsumen yang tidak memperhatikan/tidak
peduli buku petunjuk kendaraan yang telah diberikan, akibatnya bearing akan
mengalami kelelahan. Kelelahan pada bearing akan membuat kekuatan dari material
bearing tersebut bekurang, akibatnya akan terjadi keausan pada bearing
tersebut.
2.
Tingginya temperatur pada transmisi : Ini terjadi karena
penggunaan kendaraan yang terlalu lama/terjadi kesalahan pemasangan pada
transmsi yang disebabkan kelalaian mekanik, sehingga akan menyebabkan keausan
pada bearing.
1.3 Masuknya Kotoran Kedalam Transmisi
kotoran pada
transmisi adalah benda-benda yang masuk kedalam transmisi yang bisa menyebabkan
komponen-komponen pada transmisi mengalami kerusakan. Kotoran-kotoran yang ada
dalam transmisi biasanya berupa pasir dan air.
1.
Kotoran pasir : Masuknya kotoran pasir pada transmisi akan berakibat vatal
pada bearing yang ada pada transmisi tersebut, biasanya kerusakan yang
ditimbulkan oleh pasir tersebut adalah adanya goresan-goresan pada permukaan
bearing atau bola bearing.
2.
Kotoran air : Masuknya kotoran air pada transmisi juga akan berakibat vatal
pada komponen yang ada didalam transmisi tersebut. Akibat yang ditimbulkan
pengotor air pada bearing biasanya akan terjadi pengkaratan pada bearing
tersebut.
1.4 Kurangnya Pelumas Pada Transmisi
Sistem pelumasan antara dua permukaan yang bergerak
relatif melibatkan behavior partikel pelumas antara kedua permukaan,
tipe pelumas, jenis pelumasan, dan metoda aplikasi pelumas. Pelumas memiliki
beberapa fungsi utama yaitu :
1.
Pelumas (Lubricant)
Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin
yang bergerak
untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan. Minyak pelumas membentuk Oil film di dalam dua benda
yang bergerak sehingga dapat mencegah
gesekan/kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan tersebut.
2.
Pendingin(Cooling)
Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga
panas yang timbul dari
gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga minyak pelumas pada kondisi seperti
ini berfungsi sebagai pendingin mesin.
3.
Pembersih
(Cleaning)
Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan
terbawa oleh minyak pelumas menuju
karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap
oleh magnet pada
dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi
kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan
kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.
Jika pelumas pada transmisi kurang,
maka akan besar sekali dampak yang ditimbulkannya terutama pada bearing sebuah
transmisi, dampak tersebut adalah :
1.
Kurangnya pelumas pada transmisi akan menyebabkan komponen pada transmisi
tidak terlumasi secara sempurna, akibatnya gesekan akan terjadi sehingga akibat
yang ditimbulkan adalah bearing bisa menjadi rusak.
2.
Sebagaimana diketahui salah satu fungsi pelumas adalah untuk mendinginkan,
apabila pelumas pada transmisi berkurang maka fungsi pendingin pada pelumaspun
tidak akan sempurna akibat yang ditimbulkan adalah bearing pada transmisi akan
cepat panas, panas yang terjadi pada bearing akan menyebabkan kekuatan ataupun
keuletan pada bearing berkurang, kalau hal ini terus berlanjut secara
berkelamaan maka bearing tersebut akan rusak.
3.
Apabiala transmisi kekurangan pelumas, maka fungsi pelumas sebagai
pembersih tidak akan efisien ini disebabkan karna pelumas tidak mampu
membersihkan komponen pada transmisi secara menyeluruh, akibatnya
kotoran-kotoran pada transmisi akan menempel pada komponen yang ada didalam
transmisi, dan apabila ini dibiarkan maka bearing pada transmisi akan rusak.
Kerusakan yang terjadi pada bearing biasanya goresan-goresan pada permukaan
bearing atau juga pada bola-bola bearing.
1.5 Beban Berlebih
Beban berlebih
adalah beban yang diberikan melebihi beban maksimal pada kendaraan. Pada mobil
suzuki carry 1.5 beban maksimal yang dibolehkan adalah 1195 kg atau sekitar 1,2
ton, dan apabila beban yang diberikan kepada mobil suzuki carry 1.5 melebihi 1,2
ton maka bearing pada transmisi akan mengalami kerusakan. Banyak sekali
konsumen yang melalaikan hal tersebut akibatnya bearing pada transmisi akan
mengalami kerusakan. Ada dua faktor utama yang menyebabkan kerusakan bearing
akibat beban berlebih, faktor tersebut adalah :
1.
Getaran yang tinggi akibat dari beban yang diberikan : Ini terjadi karena
gear pada transmisi bekerja keras untuk memutar poros, ini terjadi karna beban
yang diberikan terlalu besar sehingga poros akan mengalami getaran yang tinggi.
Getaran tersebut akan mengakibatkan kerusakan bearing, kerusakan bearing yang
terjadi seperti bearing patah atau retak.
2.
Panas yang tinggi pada transmisi : Panas yang tinggi ini terjadi karna
beban yang ada pada mobil suzuki carry terlalu besar akibatnya mesin akan
bekerja keras untuk memutar gear pada transmisi, sehingga akan menimbulkan
panas yang tinggi pada transmisi, panas yang tinggi tersebut akan membuat
bearing pada transmisi rusak ini disebabkan bearing pada transmisi mengalami
pemuaian sehingga kekuatan dari bearing tersebut akan berkurang akibatnya
bearing akan menjadi rusak.
1.6 Umur Pakai
Jika suatu material
diberikan beban atau gesekan secara terus menerus, maka dalam kurun waktu yang
lama material tersebut akan rusak. Sama halnya bearing, kerusakan bearing pada
transmisi terjadi karena putaran gear dan poros pada sebuah transmisi, yang
menyebabakan bearing tersebut bergesekan. Gesekan yang terjadi secara terus
menerus dan dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan bearing tersebut
rusak.
Umur pakai bearing adalah batas pakai
bearing yang telah dibuat oleh pabrik yang apabila digunakan atau dipakai dalam
waktu tertentu bearing tersebut akan rusak. Adapun faktor-faktor penyebab
kerusakan bearing sebelum umur pakainya adalah :
1.
Kelalaian konsumen dalam merawat transmisi, sehingga bearing akan rusak
sebelum waktu pakainya.
2.
Masuknya kotoran pada transmisi : Biasanya terjadi karna kelalaian mekanik
tidak membersihkan baut penutup oli dan juga tidak membersihkan transmisi pada
saat penggantian oli pelumas akibatnya bearing akan mengalami kerusakan sebelum
umur pakainya.
3.
Beban berlebih : Beban berlebih ini akan membuat getaran dan panas yang
tinggi pada transmisi. Panas dan getaran tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pada bearing sebelum umur pakai bearing habis.
Saturday, February 14, 2015
Thursday, January 15, 2015
PENYEBAB KERUSAKAN BEARING PADA TRANSMISI
4.1 Keausan
Bearing
digunakan untuk menahan / menyangga komponen-komponen yang bergerak. Bila
gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan menimbulkan panas.
Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terus
menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan
menyebabkan keausan pada komponen tersebut.
Keausan
umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau
pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu hasil
pergerakan relatif antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya.Keausan pada
material berhubungan erat dengan gesekan (friction) dan pelumasan (lubrication).
Keausan pada bearing adalah hilangnya
sebagian material dari bearing tersebut disebabkan oleh gesekan(friction).Keausan pada bearing tersebut
bukanlah sifat dari material,melainkan respons material terhadap sistem luar
atau dengan kata lain terjadi kontak antar permukaan pada bearing.
Keausan pada bearing terjadi karena
putaran yang ditimbulkan oleh gear secara terus menerus sehingga bearing akan
mengalami gesekan dan menyebabkan hilangnya sebagian material pada bearing
tersebut.Ada beberapa macam jenis keausan yaitu
1.
Keausan adhesive: terjadi bila kontak permukaan dari dua
material atau lebih mengakibatkan
adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan/pengoyakan salah satu material.
2.
Keausan abrasif: terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang
lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak.
3.
Keausan lelah: merupakan mekanisme yang relatif berbeda
dibandingkan dua mekanisme
sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasif melibatkan hanya satu
interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi multi. Permukaan yang mengalami
beban berulang akan mengarah pada pembentukan
retak-retak mikro. Retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat
keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan.
4.
Keausan Oksidasi ( keausan korosif) : Pada
prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor
lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan pembentukan lapisan pada
permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai konsekuensinya,
material pada lapisan permukaan akan mengalami keausan yang berbeda Hal ini selanjutnya mengarah
kepada perpatahan interface
antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut.
4.2 Kurangnya Pelumas Pada Transmisi
Sistem pelumasan antara dua permukaan yang bergerak
relatif melibatkan behavior partikel pelumas antara kedua permukaan,
tipe pelumas, jenis pelumasan, dan metoda aplikasi pelumas. Pelumas memiliki
beberapa fungsi utama yaitu :
1.
Pelumas
(Lubricant)
Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin
yang bergerak
untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan.Minyak pelumas membentuk
Oil film di dalam dua benda yang bergerak sehingga dapat mencegah gesekan/kontak langsung diantara dua benda
yang bergesekan tersebut.
|
Minyak Pelumas sebagai Pelumas
|
|
2.
Pendingin(Cooling)
Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga
panas yang timbul dari
gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga minyak pelumas pada kondisi seperti
ini berfungsi sebagai pendingin mesin.
|
Minyak Pelumas sebagai Pendingin
|
3.
Pembersih
(Cleaning)
Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan
terbawa oleh minyak pelumas menuju
karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap
oleh magnet pada
dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi
kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan
kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.
|
Minyak Pelumas sebagai Pembersih
|
4.
Perapat
(Sealing)
Minyak pelumas yang terbentuk di bagian-bagian yang presisi dari mesin
kendaraan berfungsi
sebagai perapat, yaitu mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) misal
antara piston dan dinding silinder.
|
Minyak Pelumas sebagai Perapat
|
Subscribe to:
Posts (Atom)